METROTIMUR – Sebanyak 10.600 orang di kota Makassar akan menanam cabe secara kolosal pada akhir januari mendatang. Gerakan massal ini di cetuskan walikota Makassar, Danny Pomanto sebagai momentum percepatan pelaksanaan program Badan Usaha Lorong (Bulo) di seluruh kecamatan yang ada di kota Makassar.
Ketua Kelompok Kerja Percepatan Bulo Kota Makassar, DR. Sakkapati menjelaskan aksi tanam cabe ini sebagai tombol penggerak awal dimulainya program Bulo yang akan menjalar keseluruh lorong di kota Makassar.
“Saat ini seluruh tim Bulo yang dikordinir langsung Pak walikota bersama Tim Pro sedang mempersiapkan segala kebutuhan, mulai dari bibit cabe, lahan, termasuk sarana lainnya. Insya Allah, aksi tanam cabe ini akan di pusatkan di kecamatan biringkanaya, tepatnya di area perumahan Griya, dengan estimasi sebanyak 10.600 orang akan hadir menamam 10.600 bibit cabe yang sudah disiapkan” ujar Sakkapati saat di konfirmasi di Makassar, sabtu (14/01/17)
Sakkapati yang juga merupakan akademisi Unhas ini menjelaskan bahwa Pokja Bulo yang diketuainya bertugas membuat sistem percepatan program Bulo di kota Makassar.
“Esensinya bagaimana agar seluruh lorong yang saat menjadi salah satu fokus utama pembangunan dikota Makassar dengan sejumlah program inovasi seperti lorong garden, Singara’na lorongku, serta program lainnya mampu lebih ditingkatkan lagi dengan memberikan nilai ekonomi terhadap masyarakat lorong. Makanya Pak Wali ingin fokus tanaman produktif, yakni cabe” lanjutnya.
Pentingnya tanam cabe di lorong yang sudah didengungkan Walikota Makassar, Danny Pomanto sejak dua tahun terakhir ternyata terbukti sangat strategis menyusul tingginya nilai jual cabe sekaligus menjadi pemicu inflasi tertinggi di Indonesia.
“ Kenapa cabe, hasil sharing kami dengan sejumlah pakar cabe, dengan modal tujuh ribu rupiah saja, itu bisa menghasilkan profit tiga ratus tujuh puluh lima ribu rupiah . Jadi jika kita mensupport dana sebesar lima milyar rupiah, maka hitung – hitungnya akan menghasilkan laba sebesar tiga ratus tujuh puluh lima ribu Milyar rupiah, itu angka yang sangat fantastis. Di Makassar ini ada sekitar tujuh ribuan lorong. Untuk tahap awal, kita akan akan merealisasikan terbentuknya lima ratus kelompok tani lorong (Poktan). Sederhananya, lahan dipindahkan ke lorong, dan bagaimana lorong dikerja secara kelompok” jelasnya.
Menurutnya, Walikota Makassar telah menginstruksikan kepada seluruh stakeholder di Pemkot Makassar untuk bertanggungjawab terhadap pengembangan Bulo.
“ Bulo bukan hanya milik satu SKPD, tapi sinergi dari seluruh SKPD. Misalnya Dinas Ketahanan Pangan, mengidentifikasi dan menverifikasi Poktan yang mana memenuhi syarat dan layak menanam cabe. Syaratnya, minimal satu poktan beranggotakan 20 orang yang berbasis kelompok, bukan berbasis lorong. Dinas Koperasi membuat suatu protokol kelembagaan Poktan serta peran koperasi disetiap wilayah. Nanti setelah berbuah, manjadi domain Dinas Perindag untuk memikirkan pengelolaan dan pemasaran. Untuk mengembangan usaha dari sisi Informasi Tekhnologi itu ada di ranah Dinas Kominfo yang akan mengembangn sistem aplikasi, termasuk juga optimalisasi internet dan juga CCTV dilorong. Untuk Dinas Pariwisata, tentu ini menjadi tantangan dalam memasukkan lorong sebagai wahana eko pariwisata. Sedangkan untuk Dinas PU, bertanggungjawab untuk mendesain tempat sebagai wadah berjalannya bulo itu supaya aman” lanjutnya.
500 Poktan yang akan terbentuk tahun ini, akan bekerja melakukan proses budidaya cabe, mulai dari pembenihan, penyamaian, penanaman, pemeliharaan, itu dilakukan secara bersama. Di setiap kecamatan, akan di bentuk Green House yang berfungsi sebagai pusat penyamaian yang menjadi prototype untuk seluruh Poktan.
“Tim penggerak PKK di setiap kelurahan nantinya akan sangat berperan, utamanya terkait perawatan tanaman cabe” lanjut Sakkapati. (*/adm)
