Makassar, metrotimur.com – Tahapan pemilihan gubernur Sulsel 2024 belum dimulai, namun beberapa calon telah memulai kampanye dengan menyebar baliho, termasuk kampanye disosial media.
Pemilihan gubernur 2024 memiliki daya tarik tersendiri bagi calon dikarenakan tidak ada kandidat yang dominan pasca ditangkapnya prof Nurdin gubernur terpilih oleh KPK 2021 silam.
Ragam aktifitas kandidat terus dilakukan untuk mendulang dukungan termasuk aktifitas kampanye di sosial media, berdasarkan data yang dirilis oleh madz media monitoring lembaga yang telah melakukan analisis politik dan pemilu sejak 2013 setidaknya terdapat lima potensi calon yang mendapatkan dukungan.
Dari rekaman data februari 2023, yang diolah dari sumber data dasar diantaranya jumlah pendudukan, jumlah pemilih, jumlah pengguna sosial media, persentase akses informasi dari platform sosial media, dan jumlah followers didapatkan 4.5juta pemilih di Sulsel pada 2024 akan menjadikan sosial media sebagai preferensi informasi politiknya.
Data dasar ini kemudian dilakukan pengembangan dengan monitoring secara terus menerus dan analisis berupa data postingan, percakapan, reaksi-emosi, share, dan jangkauan akhirnya diperoleh jumlah hasil sebagai berikut :
1. Top trending dari postingan Danny pomanto memperoleh 5.320 post
2. Polularitas digital tertinggi di miliki Adnan Purichta dengan 21%
3. Top sentimen positif tertinggi Indah putri dengan persentase 65%
4. Jangkaun atau engagement tertinggi Adnan Purictha dengan 60.356
5. Jumlah follwers tertinggi Twitter diperoleh Danny pomanto, followers tertinggi di Instagram diperoleh Adnan Purictha dan facebook tertinggi milik Indah Putri.
Dari data diatas kemudian diperoleh Elektabilitas digital dengan persentase sebagai berikut :
1. Adnan Purichta 8%
2. Danny pomanto 7%
3. A. Sudirman 7%
4. Taufan Pawe 4%
5. Indah Putri 3%
Berdasarkan analisis Anwar abugaza penulis buku sosialmediapolitica, perkembangan teknologi khususnya teknologi kecerdasan buatan memungkinkan dilakukannya analisis data percakapan dan reaksi yang terkumpul dengan jumlah besar dalam bigdata.
Dengan algoritma yang ada pada ilmu informatika memungkinkan percakapan diperoleh sintimen indeks berupa negatif, netral dan potisitif, akun yang terlibat dalam percakapan termasuk mendeteksi perulangan dan akun robot yang terlihat yang pada akhirnya akan menghitung tingkat kertepilihan berupa elektabilitas digital yg direkam dari percakapan netizen secara terus menerus sampai pelaksanaan pemilu itu dilaksanakan.
Masih menurut anwar yang juga dosen teknik informatika pemilu 2024 mendatang menemukan momentum dimana pengunaan sosil media pada politik mencapai puncak akibat covid 2019, walaupun bukan faktor utama penentu kemenangan kandidat, namun besarnya pengaruh sosial media saat ini maka kandidat yang maksimal menggunakan sosial media bisa menjadi pemenang.