Jakarta, metrotimur.com – Strategi percepatan penanganan kawasan kumuh kota Makassar yang dikemas dalam sebuah program strategi percepatan 8 (delapan) jalan masa depan menjadi contoh bagi kab/kota Se-Indonesia dan Kepala Bappeda Se-Indonesia, yang diselenggarakan di gedung Ruang Cipta Taruna Kementrian PU-PR, Lantai I ,Jalan Pattimura , Jakarta, Selasa (5/9/17).
Kadis Perumahan Dan Kawasan Permukiman, Ir. Fathur Rahim mewakili Walikota Makassar, Ir.Moh.Ramdha Pomanto, dihadapan para Kepala Dinas Perumahan dan Kepala Bappeda Se-Indonesia memaparkan inovasi Walikota Makassar, Ir. Moh. Ramdhan Pomanto terkait konsep penataan kawasan kumuh, selasa (5/9/17).
Inovasi Walikota Makassar, Pomanto Danny , Kata Fathur Rahim, ” Konsep penataan kawasan kumuh yang diterapkan oleh Walikota Makassar ,dikemas dalam sebuah program yang disebut 8 (delapan) jalan masa depan. Kemudian 8 jalan masa depan tersebut terbagi menjadi tiga bagian yang pertama “Merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat sejahtera standar dunia”, yang kedua, “Merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman kelas dunia “, dan yang ketiga “Mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas dunia bebas korupsi, ” Papar Fathur Rahim.
Lanjut Fathur Rahim, ” 7+1 atau 8 Jalan masa depan, menjadi sektor perhatian oleh bapak Walikota Danny Pomanto dalam kegiatan inovatif penanganan kumuh. Tujuannya, kata Fathur Rahim, mengajak masyarakat lebih maju serta mempunyai kecintaaan dan daya tahan (teselience), bahkan dengan 8 jalan masa depan tersebut mampu melahirkan partisipasi masyarakat langsung, khususnya masyarakat yang ada di wilayah – wilyah Slum Area, Jelas Fathur Rahim.
Kemudian lanjut Fathur Rahim, “Tidak sampai disitu saja, Konsep penanganan kawasan kumuh Kota Makassar, lebih detail lagi fathur Rahim mengatakan, itu ada tiga point, yang pertama, Penguatan Kapasitas Kelembagaan, pembentukan kelembagaan tersebut dibentuk ditingkat masyarakat dan memberikan pelatihan, Yang Kedua, Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh, langkahnya yaitu peningkatan fisik konstruksi sarana dan prasarana lingkungan berbasis lorong dan pemugaran rumah, dan yang ketiga yang takkalah pentingnya ialah pembangunan permukiman baru (NSD) yakni penyediaan permukiman baru bagi MBR, misalnya Apartemen Lorong (Aparong),Terang Fathur Rahim.
Adapun yang menjadi indikator terlaksananya percepatan penanganan kawasan kumuh di Kota Makassar, fathur Rahim mengatakan, “Indikator percepatan terlaksananya penanganan kawasan kumuh, Walikota Makassar juga melakukan pola melalui pemberdayaan langsung kepada masyarakat Kota Makassar, ” Kata Fathur Rahim
Pemberdayaan masyarakat itu kemudian dengan mengajak semua stakholder terkait(Pemerintah) untuk berinteraksi dengan masyarakat langsung, untuk memberikan motivasi untuk melahirkan dan meningkatkan partisipasi dan tingkat kepedulian masyrakat terhadap lingkungan sosialnya dan melahirkan tingkat produktivitas masyarakat, Tambah Fathur Rahim. (Ron)