METROTIMUR – Pasca penolakan pembangunan Gereja yang terletak di Kompleks Asrama Kodam Antang, Jalan Pattunuang oleh warga yang mengatas namaka Forum Remaja Masjid Pattunnuang, Panitia Pembangunan Gereja Pante Kosta angkat bicara, Jum’at (23/12/16).
Pembangunan Gereja seperti yang di maksud oleh warga Pattunuang, bahwa akan menjadi tempat ibadah , ini hanya karena komunikasi yang tidak nyambung saja , ungkap panitia pembangunan Gereja Pante Kosta, Markus.
Awalnya kami berniat membangun sarana olah raga saja yang mana nanti di dalamnya kita akan siapkan lapangan Tennis Meja, kemudian sebagai tempat bagi warga bilamana ada yang ingin melakukan hajatan pernikahan, adapun sebagai tempat ibadah kita juga akan gunakan tetapi hanya tidak menjadi Gererja seperti pada umumnya “, Kata Markus.
Awal mula pembanguanan tersebut berawal dari keinginan warga kodam Antang sendiri, dari situlah kami mulai mengumpulkan dana dengan cara menyampaikan keinginan kita tersebut melalui media sosial, di mana di medsos tersebut terdapat sejumlah pengurus gereja yang menyambut keinginan kami dan langsung memberi kami bantuan, baik dalam bentuk uang ataupun material, untuk biaya pembangunan sampai sekarang ini sudah mencapai 20 juta rupiah, Terang Markus.
Mengenai lahan yang kami ketahui, bahwa lahan tersebut adalah milik Kodam, bahkan yang mensupport kami dalam pembangunan tersebut adalah bagian pengurus tanah Kodam tersebut berinisial ED yang bertugas di Rumah sakit Plamonia, Ungkap Markus.
Mengenai ijin kami juga memang tidak mengajukan ke pemerintah, mengingat tanah ini milik Kodam kemudian bangunan yang akan kita bangun bukan dalam bentuk permanen, rencananya kita buat dindingnya dari seng biasa saja, Kata Markus.
Markus menambahkan, ” dengan adanya keberatan warga Pattunuang maka secara otomatis juga kami akan hentikan dan tidak akan melanjutkan lagi, dan kami sudah menandatangani surat pernyataan, Tambahnya. (Ron).