METROTIMUR– Hari ini digelarnya tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang serentak di seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) termaksud Makassar yang diikuti dua perguruan tinggi negeri diantaranya Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Negeri Makassar (UNM) yang diikuti sebanyak 44021 peserta di Makassar.
Kepala Humas dan Protokol Unhas M.Dahlan Abubakar mengatakan Unhas akan melakukan pengawasan ketat dengan mengerahkan puluhan polisi serta pengawasan yang ketat untuk mengawasi setiap ruangan peserta ujian .” kita mengawasi gerak gerik peserta dengan mencega barang yang tidak ada hubungannya dengan persyaratan ujian,”ungkapnya saat dikonfirmasi di Makassar.
Bahkan Pihak Unhas sudah menginstruksikan dan melakukan sosialiasi untuk mengungkap perbuatan yang curang dan menindaki oknum yang bermain. “jika ada yang kedapatan maka selesai semua, kita akan tangkap dan ditindaki secara hukum,” tambahnya.
Lanjut Dahlan menyatakan telah merampungkan segala persiapan pelaksanaan SBMPTN akan berjalan lancar seperti tahun-tahun sebelumnya, pihaknya akan melakukan pengawasan kuat terhadap kasus-kasus yang tidak diinginkan saat pelaksanaan SBMPTN nanti.
“Kecurangan-kecurangan yang biasa kita sebut ‘Joki’ itu jangan pernah dikira tidak dalam pengawasan. Itu pengawasan ketat, jadi bukan Unhas saja yang dibilang ada jokinya tapi negeri lain juga begitu,”katanya.
Sementara itu, Ketua Kepala Humas SBMPTN UNM Panlok 80, Pangeran Paitas Yunus, menegaskan akan perketat di bagian pengawasan memeriksa album foto peserta ujian, juga menerangkan,para pegawai di bagian percetakan soal pun dilakukan pengawasan. Bahkan, lanjut dia, mereka dikawal ketat oleh Polisi dengan pakaian biasa pada saat hari terakhir percetakan soal SBMPTN.
” kita bisa pungkiri bahwa joki pasti ada dan menjadi kekhawatiran setiap pelaksanaan ujian. Maka itu panitia akan mengawasi dengan ketat dan sudah melakukan antisipasi agar setiap joki bisa tertangkap ketika beraksi di ruang kelas,”ucapnya.
“Jangan dikira kita tidak tahu semua strategi atau taktik para joki itu. Kita tahu semua modusnya mereka pakai kacamata, atau selipkan penghubung di kancing baju atau memakai baju kura-kura. Tangan seolah sedang menulis tetapi sebenarnya tangannya sedang membuka contekan,” tambahnya.
Pangeran Juga Menjelaskan, memang di ruang kelas tidak dipasang closed circuit television (cctv) sebab ruangan yang terpencar karena jumlah ruangan sebanyak 879 ruang yang digunakan pada 61 lokasi namun di ruang-ruang tertentu akan dipasang sebagai pengamanan.
Pengamanan di ruang kelas diperkuat dengan dua orang yang mengawasi 20 peserta ujian dengan jumlah pengawas sebanyak 1.758 orang. Dirinya yakin dengan dua pengawas sudah cukup untuk mengawasi ujian. Menurutnya, panitia akan mencurigai peserta yang terlihat gelisah atau tidak bisa diam di tempat duduknya.
“Jangan dikira kami tidak tahu strategi atau taktik yang mereka miliki,” jelasnya.
Dr Pratiwi Syarief, Humas UNM, Menggungkapkan, pihaknya telah melakukan langkah antisipasitif untuk mengatasi berbagai modus perjokian yang selama ini kerap terjadi pada saat momentum masuk perguruan tinggi negeri.
“kami telah menyiapkan strategi khusus untuk menjerat para pelaku joki itu,” katanya.
Dari berbagai kasus yang ditanganinya, Pratiwi mengaku, kebanyakan pelaku perjokian adalah orang yang berasal dari perguruan tinggi, mereka adalah mahasiswa-mahasiswa pintar dan lugu, kemudian atas keluguannya itu dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. yang membuat para mahasiswa itu terlibat kasus perjokian.
jumlah pendaftar UNM untuk jalur SBMPTN sebanyak 17.988 orang ,jika dibandingkan tahun lalu sebanyak 21.000 menurun beberapa persen, sedangkan Unhas Sebanyak 26.033 dari tahun lalu sebanyak 25.999 orang.
Pangeran juga menghimbau kepada seluruh para peserta untuk tidak mempercayai dan menghindari penipuan yang mengatas namakan pihak UNM maupun pihak Unhas untuk menjanjikan kepada peserta kelulusan calon mahasiswa.
“saya menghimbau kepada calon mahasiswa yang mendaftar jalur SBMPTN jangan sekali-sekali mempercayai joki atau orang yang menjanjikan kelulusan karena aksi tersebut adalah penipuan, jika kita menemukan orang tersebut kami siap untuk menindaki dan diproses secara hukum,”jelasnya.