METROTIMUR – Setelah dibuka menguat tadi pagi, pergerakan nilai tukar Rupiah terlihat mixed. Rupiah masih parkir di kisaran Rp13.400-an per USD.
Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu setiap tahunnya. Setiap individu pun pasti memiliki kenangan tersendiri terhadap jasa seorang Ibu.
Ketiga berita tersebut, menjadi berita-berita yang banyak menarik minat para pembaca di kanal bisnis Okezone.com. Untuk itu, kembali disajikan berita-berita tersebut secara lengkap.
Rupiah Rp13.469, Masih Tertekan Dolar AS
Melansir Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada perdagangan Spot Exchange Rate di pasar Asia melemah 10 poin atau 0,07% menjadi Rp13.469 per USD. Adapun pergerakan hariannya, berada di kisaran Rp13.406-Rp13.471 per USD.
Sementara Yahoofinance mencatat, Rupiah menguat 16 poin atau 0,12% menjadi Rp13.450 per USD. Dalam kurs Yahoofinance, Rupiah bergerak dalam kisaran Rp13.400 per USD hingga Rp13.468 per USD.
Sedangkan Bank Indonesia (BI) lewat kurs Jakarta Interspot Dollar Exchange alias Jisdor tercatat menguat 38 poin. BI mencatat kurs tengah hari ini berada di angka Rp13.435 per USD dari sebelumnya Rp13.473 per USD.
Adapun harga jual yang ditawarkan oleh BI, yakni Rp13.502 per USD. Sementara untuk harga beli berada di angka Rp13.368 per USD.
Para pejabat di jajaran Menteri Kabinet Kerja. Sosok Ibu dianggap yang terpenting dalam meniti karier hingga menjadi seorang Menteri. Salah satunya adalah bagi Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.
Pria kelahiran Semarang, 6 Juni 1972 ini memiliki keterikatan emosi dengan sosok sang Ibu dengan jabatannya saat ini. Menurutnya, jabatan sebagai Menteri Tenaga Kerja yang ia emban ibarat keajaiban karena sebelumnya ia berasal dari keluarga yang sederhana. Bahkan, sang Ibu pun pernah menjadi tenaga kerja di luar negeri.
“Kalau tentang Ibu, Ibu saya itu pernah jadi TKI. Jadi saya juga berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Bahkan, tidak mudah untuk mencari uang untuk biaya sekolah,” kenang Hanif saat bercerita kepada Okezone.
Saat ditunjuk sebagai Menteri Tenaga Kerja, Ibu Hanif pun terharu dan tak menyangka bahwa putranya mampu untuk menjadi pejabat tinggi di Indonesia. Padahal, dahulunya sang Ibu rela menjadi TKI demi membiayai kebutuhan hidup keluarga.
“Pas saya ditunjuk jadi Menteri, Ibu saya itu terharu. Pesannya pokoknya bekerja dengan jujur,” imbuhnya.
Pesan ini pun selalu dia ingat ketika menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja. Bahkan, ikatan emosional masih terdapat pada diri Hanif pada saat ia mengurusi TKI pada berbagai kesempatan.
“(Ikatan emosional) itu ada. Tapi yang penting saya bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Sebelumnya, Hanif juga sempat bercerita bahwa Ibunya pernah menjadi TKI selama 6 tahun di Arab Saudi. Hanif pun juga memiliki pengalaman ketika salah satu anggota keluarganya sulit ditemui pada saat di tempat penampungan tenaga kerja.
Hal serupa ternyata juga dia temui ketika menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja. Pengalaman ini pun menjadi pelajaran berharga bagi Hanif ketika menjabat sebagai Menaker.(*)
Sumber : Okezone.com