METROTIMUR – Istilah ISTI (Ikatan Suami Takut Istri) diyakini masih ada hingga saat ini. Istilah ini muncul guna ditujukan kepada para suami yang selalu patuh di depan istri. Mereka takut bila istri marah.
Sehingga, bila sikap suami selalu baik justru menimbulkan kecurigaan. Apakah suami benar-benar tulus atau takut kepada istri?
Veronica Adesla selaku psikolog klinis menilai, tulus atau tidaknya kebaikan suami kepada istri hanya bisa dirasakan oleh yang bersangkutan. Jadi jangan menghakimi bahwa kebaikan suami itu ada maksud lain atau karena takut istri.
“Orang lain tidak berhak menilai bahwa kebaikan suami kepada istri karena ada maunya atau sedang takut karena habis melakukan kesalahan. Karena, mereka orang luar yang terlibat hubungan apa pun seperti istrinya,” terang Veronica.
Selain itu, psikolog tamatan Universitas Tarumanegara ini mengatakan, bahwa uang tidak dapat menjadi ukuran kebaikan suami kepada istri. Entah dari segi pengelolaan dan pemberian gaji bulanan.
“Kalau semua gaji bulanannya diberikan kepada istri, belum tentu dibilang baik. Sebab, kalau istrinya merasa itu beban dan tugas berat bagi dia, maka suaminya enggak bisa dibilang baik juga,” jelasnya lebih lanjut.
Begitu pula sebaliknya, jika suami yang mengelola keuangan rumah tangga. Belum tentu juga benar dan baik bila istri merasa dirinya tidak dipercaya atau suami tidak adil.
(okezone)
