METROTIMUR – Dwi Estiningsih dilaporkan ke polisi karena menyebut 5 pahlawan nasional di mata uang rupiah baru sebagai kafir. Dwi mengatakan, dia menyampaikan kebenaran sekalipun itu pahit.
Pernyataan tersebut disampaikan Dwi lewat akun Facebook-nya seperti dilihat detikcom, Sabtu (24/12/2016). Dwi merespons ramainya netizen yang membicarakan soal dirinya, terlebih pihak yang melaporkannya ke polisi atas cuitannya di Twitter yang menyinggung ‘pahlawan kafir’.
“Beberapa hari ini saya memantau aktivitas di dunia maya. Ramai sekali netizen membicarakan tweet saya dan tuntutan yang dilakukan pihak tertentu pada saya atas tweet tersebut,” tulisnya.
Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, dirinya menyampaikan penghargaan kepada semua pihak atas perhatian yang ditujukan kepadanya. Teristimewa kepada netizen yang mendukungnya.
Dwi menyatakan, tidak akan menghapus twit-nya di akun @estiningsihdwi yang mempersoalkan 5 pahlawan yang disebutnya sebagai kafir. Menurutnya ucapan kafir itu tidak masalah karena menurutnya sesuai dengan Alquran.
“Terlepas dari hiruk pikuk sosial media, satu prinsip yang saya pegang adalah menyampaikan kebenaran sekalipun pahit. Kritik terhadap pemerintah juga atas dasar kecintaan saya pada negeri ini. Saya hanya mengharapkan empati dari pemerintah atas rasa keadilan rakyatnya yg terusik, dan saya merasa tidak ada yang salah dengan hal tersebut,” tulisnya.
Kasus ini berawal saat Dwi, lewat akun Twitter @estiningsihdwi, meretweet sebuah artikel berjudul ‘Tiada Pahlawan Imam Bonjol di Dompet Kami Lagi’ pada Senin (19/12) lalu. Gambar Imam Bonjol di uang Rp 5.000 di uang rupiah baru saat ini memang digantikan oleh sosok guru besar Nahdlatul Ulama (NU) Dr KH Idham Chalid. (*)
Sumber : detik.com