MAKASSAR – Warga bernama Fatimah (50) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menikmati air bersih dari sumur bor dibangun Pemkot Makassar. Dia mengaku warga di wilayahnya tidak lagi krisis air bersih akibat kemarau panjang.
“Alhamdulillah, ini tidak pernah ambil air kasihan (beli air), itu ji dipake (digunakan),” ujar Fatimah saat ditemui detikSulsel, Jumat (13/10/2023).
Sumur bor tersebut berada di Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo, Makassar. Fatimah menyebut air dari sumur bor tersebut digunakan warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari.
“Ini yang dipake, saya simpan, saya minum juga itu kan, bagus saya pake minum, saya pake masak nasi,” katanya.
“Kalau tidak ada pulsa ini listriknya pasti mati, jadi belikan listrik dulu, baru bisa menyala kembali mengalir kembali,” katanya.
Dia mengungkap warga sekitar patungan untuk membeli token listrik. Masing-masing warga membayar Rp 10 ribu.
“Rp 10 ribu (biaya pulsa listrik),” singkatnya.
Sementara itu, warga lainnya bernama Kasma (54) menceritakan keadaannya sebelum ada sumur bor. Dia menerangkan dirinya harus bersusah payah mengambil air di Jalan Teuku Umar 12.
“Dulu itu kita ambil air itu di sana. Magerobak (pake gerobak) ki itu, kita ambil air itu. Pakai gerobak di Teuku Umar 12,” tuturnya.
Dia menjelaskan keadaan itu sebelum adanya jalan tol, yang membuatnya tidak bisa lagi ambil air di sana. Fatimah mengatakan dirinya dulu sempat memberikan aspirasi ke DPR bahwa kendala sarana air dan jalan.
“Ya. Jadi memang pas ini, kan ini baru kurang lebih ada sebulan di sumur bor. Jadi besoknya itu, masuk mi pipa dan apa, sudah ditanggapi mi DPRD dan PDAM tawwa,” ungkapnya.
“Jadi kita masing-masing kasih masuk air, jadi masing-masing warga mendaftar,” katanya.
PPTK Air Bersih Bidang Bina Teknik Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar Nuraeni Bakirman menuturkan anggaran sumur bor itu sudah dialokasikan lewat APBD 2023. Tiap sumur bor menelan biaya sekitar Rp 900 juta.
“Jadi totalnya sekitar Rp 12 miliar untuk 15 lokasi,” ucap Nuraeni kepada detikSulsel, Minggu (17/9).