POLITIK

Mahasiswa Penyeimbang Politik dalam Pelaksanaan Pilkada Serentak

Makassar, metrotimur.com – Melihat dinamika dirana mahasiswa hari ini yang kian tak terarah, menjadi problem ditengah grassroot. Pasalnya, tingkat kepercayaan publik kian menurun terhadap kalangan intelektual.

Banyaknya oknum yang mengatas namakan diri sebagai elit mahasiswa, sering kali menggadaikan idealis mereka dalam setiap kontestasi politik atau momen tertentu. Hal tersebut tentu menjadi pertanyaan bagi sebagian besar mahasiswa dan masyarakat tentang independensi kemahasiswaan yang dikenal sebagai pilar pembaharu antara elit politik dan grassroot.

Hal inilah yang menjadi bahan diskusi oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Perbandingan Mazhab Hukum UINAM bersama GMP DEMOKRASI SULSEL dan sekaligus menjadi bahan renungan untuk para intelektual yang notabenenya adalah mahasiswa.

Diskusi yang digelar pada Senin (02/10/2017), bertempat di UINAM kampus 2 Samata Gowa oleh kedua Lembaga tersebut dihadiri oleh beberapa narasumber yang diantaranya adalah Arqam Azikin ( Pengamat Politik dan Kebangsaan ), Abdillah Mustari ( Akademisi UINAM sekaligus Anggota Panwaslu Kota Makassar ) dan Faisal Amir ( Komisioner KPU Sulsel ). Disamping itu, diskusi tersebut dipandu oleh Muh. Askar Sittara. S.Sos ( Sekjend GMP Demokrasi Sulsel ).

Pengamat dan Kebangsaan, Arqam Azikin mengungkapkan bahwa Mahasiswa haruslah berdiri sebagai penyeimbang, bukan malah menggadaikan diri atau lembaga serta mengemis anggaran kepada calon kandidat dalam setiap kontestasi yang ada.

“Ada 3 hal yang mesti dipahami jika kita bicara tentang idealisme, pertama kita akan bicara pada tataran ide, kemudian ideal dan yang ketiga adalah isme sebagai Kekuatan Masa depan Bangsa. Akumulasi dari ketiga kata tersebut adalah suatu kekuatan yang harus tetap dipertahankan oleh kaum intelktual ditengah kegaduhan bangsa ini.”

Seyogyanya mahasiswa harus menjadi penyeimbang antara elit politik dan grassroot, serta mengunjungi para calon kandidat yang berniat untuk bertarung, meminta waktu mereka untuk berdiskusi terkait visi dan misinya, bukan malah meminta anggaran atau mengajukan proposal kegiatan.

Mahasiswa harus mengambil inisiatif dalam arena Pendewasaan politik dikalangan internal dan eksternal kampus, karena radius pilkada serentak Juni 2018 meliputi 10 kabupaten, 2 Kota dan Pemilihan Gubernur.

Ambillah posisi strategis guna menyiapkan diri sebgai aset Generasi Muda Sulsel dan Anak Bangsa yang tidak boleh berhenti Berpikir serta Bertindak demi Kepentingan Negara”, Tutup Arqam.

Disamping itu, Abdillah Mustari menambahkan bahwa sebagai Mahasiswa tentu banyak hal yang bisa dilakukan, salah satunya adalah membantu Panwas dalam hal pengawasan pemilu dan tidak terjebak pada rana politik praktis.

“Mahasiswa harus tetap ambil bagian dalam setiap perhelatan politik yang ada, salah satunya adalah membantu Panwas dalam hal pengawasan pemilukada serentak 2018 nanti di sulsel, hal itu adalah salah satu jalan agar idealisme tetap terjaga ” Ungkap anggota Panwas Kota Makassar

Faisal Amir sebagai komisioner KPU Sulsel menambahkan, bahwa kekuatan terbesar Republik ini adalah Militer dan Mahasiswa, hal tersebut dibuktikan saat runtuhnya Orba, tentu ini menjadi alasan sehingga publik percaya terhadap itu, namun akhir-akhir ini, kita melihat ada beberapa dari kalangan mahasiswa yang terlibat dalam rana politik praktis, tentu ini menjadi pertanyaan kita semua. Padahal diketahui bahwa Mahasiswa haruslah tetap menjaga independensinya, makanya KPU menawarkan solusi yaitu bekerjasama dalam hal sosialisasi pendidikan politik dalam rangka Pilkada serentak di Sulawesi Selatan nantinya.

Dalam kesimpulannya, moderator Askar Sittara menyampaikan bahwa seyogyanya kita tetal harus menjaga kepercayaan publik sebab kita adalah agen of change yang akan menjadi garda terdepan dengan tetap menjunjung tinggi idealisme.

” Idealisme harus tetap terjaga dan hal itulah yang akan menjadi kekuatan kita sebagai garda terdepan dirana grassroot ” tutupnya.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan Mahasiswa dari berbagai utusan, baik dari UINAM sendiri (*)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HEADLINE NEWS

To Top